SELAMAT DATANG DI BLOG AHDA MUTHAHHARI | KEEP IT SMART AND SIMPLE | AMETIS EKABSOSPOLOVE | 2009

Jumat, 19 Juni 2009

APDIKSI KEMATIAN

Apdiksi? Atau prediksi? Dua istilah ini melebur dalam unsur kausalitas yang kental, tanpa dibubuhi appendiks apapun dan selama kedua powermix istilah ini mengelaborasi kedalam satu butiran material magis yang riil. Tetapi, sebelum dua istilah ini direduksi dengan satu pola pikiran yang terprogress, maka tentu kita telah melahirkan berbagai macam postulat paradigma genetis dari keduanya. Prediksi memberikan kenyataan apdiksi, sedangkan apdiksi memperoleh pengakuan ilmiah dari prediksi. Namun, Apakah prilaku yang dimainkan oleh predikator ini mutlak?

Nah!! Dari manakah historikal apdiksi itu berasal?. Apakah perlu kita akui bahwa telah ada hubungan transedental dengan istilah ini?. Ternyata memang inilah yang terjadi kepada setiap orang, ketika mereka melihat secara detail alibi kematian itu terjadi. Mereka seakan ragu dengan realita hidup mereka. Mereka dikelabui dengan ketidakpercayaan diri mereka yang akan mati. Akan tetapi, ini baru sebatas penyaksian yang sesaat mampu menekuk kepala mereka yang angkuh melangit sekejap jatuh memandang bumi dimana mereka pijak. Namun mampukah fenomena kondisonal ini membungkus hati mereka untuk menyadarinya?

Jawabannya : Tidak!! Ternyata manusia tidak mampu terus-menerus berhalunisasi kedalam ruang meta-material yang mereka capai. Karena memang sangat muskil dicapai. Lalu apakah manusia juga mungkin meramalkan keputusan dari nasibnya? ”So that he will not understand event incidentally”. Ini problem, ketika mereka merasa sesuatu telah menyikut langkah mereka, mereka malah lupa merekamnya kedalam recall blackbox memory yang sewaktu-waktu mungkin dapat mereka putar untuk mencari manakah stigma yang barangkali dapat mereka pecahkan. Akan tetapi, mereka terlalu optimis untuk melakukan experiment hidup ini. Sehingga, segala acsesoris keselamatanpun mereka lepaskan.

Maka teori apakah yang dapat mendeteksi crusial ini?. Hmmm.... Teori yang paling logis kita pakai adalah meramu frame transedental kedalam life theme yang kita miliki. Sebab hidup ini adalah ciptaan, dan kematian adalah escaping dari ciptaan itu. Maka fitrahkanlah penciptaan itu kedalam alam holistic religiusitas ritual tauhid. Kita yakini bahwa alam ini adalah mahakarya penguasa semesta alam. Dengan jagad raya-Nya yang tersusun berbagai materi menyatu kedalam satu gerakan alam sehingga menghasilkan sebuah visualgrafis senyawa. Dan Dia-lah yang mengontrol manusia secara dekat dan mewarnai mereka dengan tinta-tinta takdir. Maka alangkah nistanya manusia apabila mereka berani memenjarakan kerohanian kedalam kriminalitas semu....

Komentar :

ada 0 komentar ke “APDIKSI KEMATIAN”
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Ketika Cinta Bertasbih

BujanG KostAn